ok

Responsive Advertisement

Mengapa Banyak Sekolah Sulit Meningkatkan Mutu ?

 ·     Upaya Membangun Sekolah Lebih Efektif


Pertanyaan inilah yang sempat terlontar dari salah satu mahasiswa saya dalam satu sessi diskusi kelas kuliah pemikiran pendidikan. yach, satu pertanyaan sederhana, namun tentu saja membutuhkan jawaban yang tak sesederhana pertanyaannya.

Beberapa mahasiswa lainnya kurang sependapat dengan pertanyaan ini, sebab  pertanyaan ini dinilai mengandung asumsi bahwa pendidikan/sekolah saat ini gagal atau kurang bermutu, padahal mereka menilai pendidikan saat ini lebih maju dan bermutu dibandingkan dengan pendidikan sebelum-sebelumnya.

Merasa mendapat sanggahan atas pertanyaannya, mahasiswa ini lantas memperkuat argumentasinya. Menurutnya, dia tidak mengeneralisir bahwa semua sekolah tidak bermutu, namun tidak sedikit sekolah yang sulit bermutu. Istilah ‘meningkat’ tentu saja merujuk suatu kondisi peralihan dari kondisi lemah menjadi lebih kuat, dari buruk menjadi lebih baik. Nah, kalau sekolah dari dulu kondisinya sama sampai sekarang atau bahkan lebih buruk, berarti tidak terjadi peningkatan mutu?, demikian kelakarnya meyakinkan teman mahasiswanya.

Masih menurutnya, bahwa Ukuran terjadi peningkatan mutu adalah sejauhmana sekolah mampu memenuhi standar nasional pendidikan, yang biasanya diukur dari capaian akreditasi. Nah, dalam faktanya, masih banyak sekolah yang dari tahun ke tahun mendapat nilai akreditasi yang sama. A kembali A, B kembali B. sementara, sekolah/madrasah dengan nilai C atau TT juga tak kunjung berubah menjadi B atau A.  Jumlah sekolah/madrasah yang seperti ini jumlahnya tidaklah sedikit. lebih di sayangkan lagi, rilis up date informasi perkembangan capaian akreditasi sekolah/madrasah dari tahun ke tahun juga sulit didapatkan oleh masyarakat.

Indikatornya adalah, meski kebijakan anggaran pendidikan telah meningkat jauh lebih banyak, namun tetap saja banyak sekolah yang hingga sekarang belum memiliki dan menerapkan kurikulum sebagaimana ditentukan dalam standar isi PP 19 tahun 2005. masih menerapkan model pembelajaran konvensional, tidak mampu membangun budaya dan iklim pembelajaran yang menarik dan lebih baik seperti diinginkan standar proses dan masih menerapkan kepemimpinan dan manajemen sekolah yang individual dan tertutup, meski tidak sesuai dengan standar pengelolaan.

Banyak juga sekolah/madrasah dengan kondisi sarana dan prasarana yang tidak standar dan tidak mampu mengimplementasikan lingkungan belajar ideal seperti yang diinginkan oleh standar sarana dan prasarana, bahkan memperihatinkan seperti banyak terjadi di sekolah/madrasah swasta.

Dalam konteks standar pendidik dan tenaga Kependidikan, masih banyak sekolah/madrasah belum memenuhi standar tenaga pendidik/tenaga kependidikan ideal. Masih banyak guru yang belum terampil atau bahkan mungkin malas membuat perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP dan alat-alat pembelajaran kreatif, apalagi membuat sebuah karya sebagaimana dipersyaratkan oleh standar pendidik.

Banyak juga kepala sekolah/madrasah yang masih terjebak pada nalar kerja-kerja administratif. kurang memiliki daya dan semangat membangun perubahan, memperkuat visi-misi pada pendidikan ideal. Tidak banyak kepala sekolah/madrasah yang mampu mengorganisir semua potensi SDM nya lebih progressif membangun perubahan dengan prinsip share leadership dan manajemen lebih terbuka dan akuntabel. sementara fungsi-fungsi supervisi belum berjalan maksimal dan terabaikan sebagaimana di inginkan oleh standar penilaian.

Akibatnya, mutu lulusan menjadi kurang ideal. siswa-siswa hanya diorientasikan pada pengetahuan-pengetahuan kognitif, namun miskin religiusitas, kompetensi, karakter, kreatifitas, daya juang dan entrepreneurship sebagaimana dikehendaki oleh standar lulusan. sebab, mereka tidak mendapatkan ruang belajar, pengetahuan dan pengalaman belajar yang lebih luas. akhirnya, belajar hanya dimaknai sebatas tuntutan-tuntutan administrasi sekolah, bukan kesadaran dan kebutuhan untuk lebih maju akibat iklim dan budaya belajar tidak terbangun di linngkungan sekolah/madrasah.

Dari diskusi kuliah ini, saya melihat dan bisa dimengerti bahwa usaha meningkatkan mutu sekolah/madrasah bukanlah suatu yang sederhana. Banyak varibal-variabel yang cukup kompleks yang mesti di bangun, diusahakan dan diciptakan menuju iklim pendidikan yang ideal.

Memang dalam realitasnya, masih banyak terjadi hal-hal tersebut, namun banyak sekolah/madrasah juga cukup cemerlang dalam membangun perubahan dan penguatan mutu sekolahnya.  saya sendiri meyakini bahwa perubahan dan peningkatan mutu memang bukanlah sesuatu yang natural, terjadi otomatis tetapi sesuatu yang mesti di dorong dan diusahakan terus menerus.

 

Mengapa Terjadi Kesulitan Membangun Mutu Sekolah? 

Acapkali, kesulitan membangun mutu sekolah selalu dikaitkan dengan minimnya treathment  atau perlakuan-perlakuan pada sekolah seperti kebijkan yang kurang mendukung, keterbatasan biaya, personil dan sarana pra sarana sekolah. Tidak sepenuhnya salah memang, namun tidak mesti, ketika hal tersebut terpenuhi, lantas peningkatan mutu sekolah menjadi terjamin.

Anggapan seperti ini pula yang terkadang menjadi salah kaprah di pahami. Pejabat pemerintah misalnya, sering kali mengklaim bahwa telah berhasil dalam pembangunan pendidikan melalui ukuran besarnya kebijakan pembiayaan dan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan. Demikian juga pihak sekolah/madrasah. Seringkali mereka merasa bahwa faktor anggaran dan biaya pendidikan adalah solusi yang bisa menjamin mutu pendidikan. Namun, apakah lantas berkorelasi lurus terhadap peningkatan mutu?. saya rasa jawabannya tidak !.

Pada kenyataannya, kebijakan-kebijakan seperti ini justru seringkali menjebak sekolah pada kerja-kerja administratif. kepala sekolah lebih sibuk membuat proposal dan laporan-laporan administratif keuangan dari pada memikirkan mutu dan kerja supervisi. Guru banyak sibuk mengumpulkan syarat-syarat administrasi tunjangan dari pada memperkuat pembelajaran ideal. tidak peduli, apakah administrasi-administrasi itu berbasis mutu atau tidak.

Akibat lebih jauh, sekolah/madrasah kurang waktu dan peduli untuk membangun kerja-kerja peningkatan mutu pembelajaran dan lulusan, mengefektifkan kepemimpinan ideal, memperkuat sistem manajemen, memperkuat visi, kemandirian dan kemitraan mutu dan sebagainya. Demikian juga, realitas seperti ini juga mendorong makin massifnya pola manajemen sekolah yang lebih tertutup. singkatnya, porsi memperkuat mutu menjadi terabaikan.

Justru, menurut hemat saya, jaminan terhadap peningkatan mutu sekolah lebih identik dengan faktor internal sekolah/madrasah dalam membangun mutu, di banding treathment-treathment eksternalnya. sejauhmana internal SDM sekolah/madrasah mampu membangun diri menjadi lebih bermutu.

Masalahnya, seringkali internal sekolah/madrasah belum sepenuhnya memahami bagaimana perubahan diri dan manajemen internal di dorong; bagaimana peningkatan mutu itu diusahakan; dan bagaimana usaha perubahan itu dimulai dan aspek-aspek mana saja yang mesti diefektifkan.   

Bagaimana Peningkatan Mutu Sekolah di Usahakan?

Setidaknya terdapat beberapa langkah bagaimana mengurai kesulitan membangun mutu sekolah/madrasah dan memulai usaha peningkatan mutu.

pertama,  Membangun Pemahaman peningkatan mutu sekolah. Langkah pertama ini ibarat niat  sebelum seseorang  memulai aktivitas tertentu. kesulitan meningkatkan mutu akan terus terjadi, jika internal sekolah tidak memahami apa itu dan bagaimana peningkatan mutu sekolah. untuk itu, proses membangun pemahaman bersama mesti dilakukan. melakukan self assessment  atau evaluasi diri sekolah/madrasah layak dilakukan untuk menentukaan arah perubahan dan penguatan.

Peningkatan Sekolah adalah usaha yang terorganisasi dan berkelanjutan untuk menciptakan perubahan yang berarti di lingkungan sekolah. Mesti terbangun pemahaman bersama-sama dan semua memastikan bahwa Peningkatan sekolah adalah strategi perubahan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan secara lebih efektif. disini, Kata kuncinya adalah penguatan kapasitas (capacity building), yakni proses yang ditetapkan untuk menggerakkan sumber daya sekolah untuk memastikan bahwa hasil-hasil yang diprioritaskan tercapai secara berkelanjutan. terhadap apa? ya terhadap standar-standar ideal pendidikan.

Kedua, Manajemen perubahan. sekolah akan efektif manakala mampu menentukan perubahan yang terencana dan  bertujuan. Mengubah cara hal-hal yang saat ini dilaksanakan dengan mentransformasikan pola hubungan dan membangun sebuah tatanan praktek yang baru dan lebih baik. Langkah ini akan tercapai, mana kala memenuhi beberapa syarat, seperti terbangunnya semangat untuk berubah, Perubahan berorientasi pada hal yang mungkin/pasti  terjadi, Adanya rencana yang matang, memiliki program yang jelas dan Perubahan dilakukan secara kontinyu. Untuk memulai proses ini, perlu penggagas dan aktor-aktor perubahan. untuk itu memberi kesempatan kepada personil idealis dan visioner menjadi pilihan utama.

Ketiga, Mengefektifkan kepemimpinan sekolah. Problem yang paling sering terjadi pada sulitnya memperkuat mutu biasanya terletak pada kepemimpinan yang tidak memberi ruang untuk terjadinya perubahan. kepemimpinan tunggal, tertutup dan tidak apresiatif. Untuk itu, diperlukan satu model Kepemimpinan yang mampu menjamin efektifitas sekolah untuk mencapai peningkatan sekolah yang berkelajutan, sehingga tak tergantung pada satu figur.

Kepemimpinan sekolah bisa efektif jika terjadi pola kepemimpinan yang distributif, bersifat kolektif, Memiliki visi yang sama, Profesional, Memiliki keahlian bukan kekuasaan, melibatkan tim dalam bekerja, Pendelegasian  wewenang secara proporsional, mendorong penelitian,inovasi dan peningkatan organisasi,

Keempat, Mengefektifkan manajemen sekolah.  Sedikit berbeda dengan kepemiminan yang identik dengan pola hubungan orang ke orang. Manajemen terkait dengan apa yang mesti dikerjakan. Manajemen sekolah efektif melibatkan keberadaan berbagai proses sehingga sekolah berjalan dengan baik. untuk itu, perlu diefektifkan hal-hal yang terkait dengan tata pengelolaan sekolah semisal prosedur pelaporan, Jadwal, Alokasi staf, Manajemen keuangan, Prosedur pertemuan, Pengaturan pengemabangan Profesional, Pembelian dan distribusi sumberdaya, Pengumpulan data yang efektif, dan pengaturanpProses komunikasi

Kelima, memperkuat budaya sekolah. Budaya sekolah adalah seluruh puncak nilai, kepercayaan, dan berbagai cerita penting yang menyampaikan kepada stakeholder dan orang luar tentang apa yang paling penting bagi sekolah tersebut. Budaya sekolah mencerminkan apa yang menjadi fokus perhatian sebuah sekolah. Kesulitan memperkuat mutu seringkali disebabkan tidak dimengerti dan tidak mampu bagaimana budaya sekolah itu diciptakan.

Keenam, Membangun visi. Seringkali sekolah menempatkan visi pada dataran normatif tanpa implementasi. untuk itu disini, diperlukan kata ‘membangun’. Membangun visi berarti praktek memandang ke depan  secara bersama-sama tempat sekolah ingin menuju.setelah sekolah mengkaji ulang secara seksama dan mefleksi semua kebijakan dan proses yang ada saat ini.

Ketujuh, praktek pembelajaran. sekolah dinilai efektif atau bermutu sering diukur sejauhmana pembelajaran di sekolah itu berjalan. Pembelajaran akan efektif jika mengacu pada bagaimana sekolah merespon dengan cara terbaik pada kebutuhan murid-muridnya melalui penggunaan praktek paedagogis untuk mendukung praktek pendidikan dengan kualitas tinggi.

Sekolah perlu memastikan bahea mereka secara konstan meningkatkan praktek di ruang kelas. Apa yang terjadi di kelas menjadi landasan bagi pekerjaan lain di sekolah. Kurikulum sekolah menjadi bagian penting dan harus disampaikan secara efektif. Metode yang digunakan guru adalah metode  yang efektif,seperti  pembelajaran oleh teman sebaya,mentoring dan penelitian tindakan. dengan demikian, akan tercipta kondisi bahwa guru merupakan harapan murid

kedelapan, memperkuat kerja Tim dan komunitas belajar profesional. mutu sekolah akan terbangun manakala guru dapat bekerja bersama-sama dalam tim sehingga menghasilkan kekuatan yang terakumulasi dari ketrampilan dan keahlian individu-individu dari berbagai latar belakang.  Peningkatan sekolah bukan kerja individu. Tim tumbuh melalui semangat kerjasama dan kerja sama ini sangat penting dalam peningkatan sekolah. Peningkatan sekolah dapat dibangun melalui komitmen bersama seluruh staf

Kesembilan, Mengembangkan sekolah sehat. Sekolah yang menyajikan semua aspek fisik sekolah yang aman dan bersih melalui penyediaan aspek-aspek seperti lingkungan yang menarik,tempat sampah tertutup yang memadai,ruang UKS yang berfungsi,fasilitas cuci tangan yang cukup,kantin yang dirancang dengan baik dan fasilitas toilet yang bersih akan sangat mendukung suatu mutu terbangun/.

Kesepuluh, Mengembangkan lingkungan pembelajaran. Sekolah yang memodelkan praktek terbaik menyediakan fasilitas berstandar tinggi untuk murid dan staf yang akan mendukung pembelajaran seperti ruang kelas yang dinamis dan perpustakaan yang tertata dengan baik. Ruangan ditata sedemikian rupa untuk kerja kelompok dan pembelajaran partisipatif. Dinding ruang kelas harus berisi bahan-bahan pelajaran yang dipajang secara jelas dan menarik. Tampilan sekolah harus rapi. Pesan yang mengispirasi diletakkan di luar kelas dan diletakkan di tempat yang strategis. Papan pengumuman informasi selalu diperbaharui

Kesebelas, Membangun kemitraan dengan masyarakat. sekolah akan meningkat mutu jika sekolah itu memegang prinsip bahwa mendidik dan mengembangkan dimensi sosial anak-anak adalah tanggungjawab bersama antara sekolah dan masyarakat. Dalam menjalankan proses transformasi nilai sekolah tidak dapat bekerja sendiri tetapi harus bersinergi dengan masyarakat. Kemitraan menjadi satu hal yang sangat penting dalam kehidupan sekolah. ketika hal seperti ini terjadi, maka sekolah tidak akan merasa berjalan dan bertanggung jawab sendiri atas penguatan mutu. 

al hasil, jika beberapa langkah tersebut dapat dibangun dan diefektifkan, saya yakin kesulitan-kesulitan peningkatan mutu sekolah/madrasah bisa diminimalisir. membutuhkan keberanian, keterbukaan, kemauan dan kerja keras untuk dapat mengusahakan langkah-langkah tersebut.  keberanian mengusahakan perubahan merupakan kunci memperkuat dan mengefektifkan mutu sekolah. semoga. Jayalah Pendidikan !,  

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu